Cerpen - Keindahan Cinta Hapsi
Nyanyikanlah aku tentang kisah cinta
Nyanyikan dengan nada-nada merdu
Yang membangkitkan kenangan indah
Ketika kami melewati hamparan sawah
Berlatar gunung menjulang di kaki langit
Kawanan burung bernyanyi mencuri hati
Meninabobokan penjaga padi
Serumpun padi menari dibelai angin
Membuat banyak senyum petani
Pa tani bercengkerama dengan ibu pertiwi
Membelai dengan alunan cangkulnya
Alunan irama padi berdendang riang
Menunggu ani-ani menyentuhnya
Sentuhan surya mengubah musim berganti
Menyuburkan berbagai harapan abadi
Laksana harapan kami.
Hapsari asyik memandangi serumpun padi yang menari-nari dibelai semilir angin yang juga menerpa rambutnya yang semakin menambah kecantikannya. Sore itu Hapsari terlihat sangat manis. Semanis wajah dan sikap yang kerap ditunjukan kepada Kisdanu di samping wajah cemberut manjanya manakala Kisdanu menggodanya dengan berpura-pura tidak mau membantu mengerjakan tugas sekolahnya. Kisdanu yang sangat sayang kepadanya itu memang suka menggodanya, karena senang melihat Hapsari merengek-rengek manja.
Sampai di jalan berkelok, Hapsari melihat di ujung pematang sana Pak tani sedang beristirahat setelah seharian bercengkerama dengan ibu pertiwi dengan alunan cangkulnya. Alunan irama padi berdendang riang menunggu ani-ani menyentuhnya. Sentuhan sinar sang surya sore itu menambah kehangatan suasana yang menyuburkan berbagai harapan abadi. Laksana harapan Kisdanu dan Hapsari.
Hapsari adalah gadis desa yang cantik dan manis yang saat itu baru mengawali kelas 1 SMA. Walaupun teman-temannya memanggilnya Sari namun Kisdanu punya panggilan sayang buatnya yaitu Hapsi. Sementara Kisdanu adalah seorang pemuda tetangga kampungnya yang sedang menempuh kuliah awal semester ke-3 di Ibukota. Orang-orang biasanya memanggil Danu, namun tidak bagi Hapsari. Sikap manjanya pada Kisdanu diungkapkan dengan memanggilnya Mas Kais (Huruf "a" dibaca pendek dan mendekati "e" jadi Keis yang secara samar terdengar Kis)
Saat itu Kisdanu sedang menikmati liburan kuliahnya setelah menyelesaikan semester ke-2. Pada suatu sore Kisdanu menjemput Hapsari di rumahnya dan mengajaknya berkeliling desa menikmati indahnya alam pedesaan. Desa di mana mereka dilahirkan dan dibesarkan yang sebagian besar masih berupa pesawahan. Kisdanu dan Hapsari adalah dua sejoli yang sedang menapaki jalan bersama namun tidak tahu apa isi hati masing-masingnya. Kisdanu tidak tahu apa yang sebenarnya Hapsari inginkan dari dirinya, demikian pula sebaliknya. Sudah satu setengah tahun Kisdanu dekat dengan Hapsari yang sebelumnya di antara mereka belum saling mengenal.
Perkenalan mereka dimulai ketika di suatu pagi yang banjir saat Kisdanu hendak berangkat sekolah dengan sepedanya, disapa oleh Hapsari yang sedang berdiri di teras rumahnya. Saat itu Kisdanu kelas 3 SMA dan Hapsari baru kelas 2 SMP. Hapsari menyapa Kisdanu karena merasa kenal dengan Kisdanu yang pernah main ke rumahnya sebagai teman kakaknya. Sementara Kisdanu sendiri belum pernah melihat wajah Hapsari. Saat disapa Hapsari, Kisdanu tidak menjawab, sehingga Hapsari kesal.
Setelah menyelesaikan SMA-nya Hapsari pun menyusul kuliah di Ibukota. Walaupun kampus maupun tempat tinggal keduanya berjauhan namun mereka sering bertemu. Kisdanu sering mengajak Hapsari ke kampus dan ke kostnya. Hapsari pun seringkali pagi-pagi sudah datang ke kost Kisdanu. Dan Kisdanu pun demikian, sewaktu Hapsari mengabarkan sedang sakit, pagi-pagi sekali Kisdanu sudah berada di sisi Hapsari, menghibur Hapsari yang sedang terbaring sakit. Mereka juga sering berjanji bertemu di suatu tempat. Salah satu tempat di mana mereka pernah janji bertemu adalah di sebuah stasiun kereta. Kisdanu duduk di peron menunggu kedatangan Hapsari sambil bersenandung.
Di stasiun ini aku menanti
Setiap kereta yang datang,
Membuatku tak berkedip memandang
Adakah engkau yang datang
Dan menghambur lari ke arahku
Di stasiun ini aku menanti
Setiap kereta yang datang,
Membuatku berdebar kencang
Bilakah engkau datang
Membawa hati nan riang
Ini adalah stasiun harapan
Tempat yang kau janjikan
Kereta yang manakah
Yang membawa kerinduanmu
Jika engkau telah datang
Kan kusambut dengan lapang
Agar hatimu berubah senang
Dan hatiku kan berdendang
Di stasiun ini aku menanti
Karena hati ini ingin terus menyanyi
Bersama yang dinanti
Hubungan ini tidak membuat Kisdanu berbahagia begitu juga dengan Hapsari. Sejak hubungan mereka berubah menjadi hubungan cinta, Kisdanu merasakan kesedihan demi kesedihan karena sikap Hapsari yang tidak manis lagi dan sering murung di depan Kisdanu. Hapsari menyesali mengapa Kisdanu harus menyatakan cintanya. Tidak cukupkah kebersamaannya selama ini membuatnya bahagia. Masih perlukah cinta? Hapsari menghadapi dilema saat harus menanggapi cinta Kisdanu. Hapsari merasa terbebani dan tertekan dengan hubungan ini. Hapsari lebih suka Kisdanu menjadi kakaknya saja yang selalu menyayanginya. Menghadapi sikap Hapsari yang seperti itu, akhirnya Kisdanu menyerah dan mengembalikan hubungan mereka menjadi kakak-adik kembali.
Setelah menyelesaikan kuliahnya Kisdanu diterima bekerja di suatu perusahaan. Beberapa bulan kemudian Kisdanu mendapat tugas untuk mengikuti training selama satu tahun di luar negeri. Saat Kisdanu hendak berangkat ke luar negeri, Hapsari yang saat itu kuliahnya sudah masuk semester ke-4 ikut mengantarnya sampai ke bandara. Kisdanu sangat bahagia karena Hapsari ikut mengantar dan melepas kepergiannya, apalagi Hapsari juga memberikan sebuah bingkisan untuknya.
Mas, De Hapsi sangat bahagia sekali dapat surat dari Mas Kais yang selama ini De Hapsi harapkan sampai-sampai De Hapsi menangis. (Mungkin Mas Kais tidak percaya karena selama De Hapsi bersama dengan Mas, De Hapsi selalu cuek dan tidak pernah memperhatikan Mas). Itulah berartinya diri Mas bagi De Hapsi. De Hapsi di sini akan selalu setia menanti Mas Kais. Mas Kais tidak usah meragukan akan kesetiaan De Hapsi. Mas berjanjilah pada De Hapsi bahwa Mas Kais pun akan selalu setia pada De Hapsi dan mau mempertahankan hubungan ini apapun yang akan terjadi Mas Kais tetap setia pada De Hapsi.
Membaca surat dari Hapsari, Kisdanu menangis bahagia. Selama enam tahun sejak kedekatan mereka, Kisdanu tidak pernah mendapatkan kata-kata seperti itu dari Hapsari. Kisdanu menyangka bahwa Hapsari sudah mencintainya.
Akan tetapi ternyata Kisdanu keliru, itu semua hanyalah luapan emosional sesaat dari Hapsari yang merasa kehilangan orang yang selama ini sangat menyayanginya dan selalu membimbing dan membantunya dalam menempuh studi. Seiring berjalannya waktu, surat-surat Hapsari semakin menunjukkan bahwa dia tidak mencintai Kisdanu, bahkan dalam suratnya yang kesekian Hapsari menegaskan bahwa hubungan mereka adalah sebatas hubungan Kakak-Adik. Kisdanu yang sudah sangat mencintai Hapsari pun dibuat sedih kembali. Kisdanu heran untuk apa Hapsari meminta kesetiaan darinya bahkan menjanjikan kesetiaan kepadanya. Apakah dalam hubungan Kakak-Adik ini diperlukan kesetiaan. Hubungan seperti apa yang harus dipertahankan. Kisdanu juga heran karena Hapsari pernah mengujinya dengan berpura-pura tidak bisa melanjutkan kuliah dan Kisdanu dipersilakan mencari gadis lain untuk menggantikannya. Dalam hatinya Kisdanu berkeluh kesah "Oh Hapsi-ku sayang, mengapa engkau belum mengerti juga akan arti kesetiaan dan cinta"
Dalam kesedihannya hati Kisdanu merintih,
Hapsi-ku sayang....
Sedangkan aku dalam cintamu
Mengapa kau permainkan diriku
Apakah hanya karena lukisan aku terbelah
Apakah cinta memang sedingin tanganmu
Kau adalah cinta yang terjatuh
Dan aku menempati dua mata yang basah
Sebenarnya laut dan hatiku kan meluap
Sebenarnya hati dan darahku kan mendidih
Maka kan kuperhatikan
Apakah ini demi kesetiaan
Mengapa aku tak mendapatkannya
Cintamu.....wahai Hapsi-ku
Walaupun selalu didera kesedihan, Kisdanu tetap bersabar dan yakin bahwa suatu hari nanti Hapsari akan datang kepadanya dengan membawa cintanya. Kisdanu merasa yakin karena tahu bahwa Hapsari memiliki rasa cemburu. Hapsari akan selalu menyelidiki dan mengorek apakah Kisdanu punya gadis lain manakala merasakan kasih sayang Kisdanu kepadanya berkurang. Dalam hubungan Kakak-Adik ini, Hapsari tidak rela kalau Kisdanu punya hubungan spesial dengan gadis lain, karena khawatir akan menyebabkan kasih sayang Kisdanu kepadanya menjadi berkurang atau bahkan Kisdanu akan meninggalkannya. Hapsari memang punya rumus cinta yang berbeda dengan rumus cinta pada umumnya.
Masa training Kisdanu diperpanjang setengah tahun lagi. Setelah menjalani training satu tahun Kisdanu diberi kesempatan untuk berlibur selama dua minggu di tanah airnya. Sebelum kembali ke tanah airnya untuk berlibur, Kisdanu menuliskan kata-kata dalam suratnya yang ternyata menyentuh hati dan menyadarkan Hapsari. Seperti inilah kata-kata Kisdanu dalam suratnya.
Membaca kata-kata dari surat Kisdanu tersebut Hapsari bagai tertusuk anak panah yang tepat mengenai ulu hatinya. Kebekuan hatinya langsung mencair. Hapsari langsung menyadari seandainya itu semua benar-benar terjadi manakala dia terlambat memberikan cintanya untuk Kisdanu maka akan menjadi penyesalan seumur hidupnya. Kisdanulah orang yang selama ini menjadi tempat curahan hatinya. Kisdanulah orang yang paling mengerti tentang dirinya. Dan selama ini Kisdanu sangat menyayanginya. Betapa kejam dan jahatnya jika sampai hati menyia-nyiakan cintanya. Hapsari pun bertekad, saat Kisdanu pulang berlibur nanti akan memberikan kejutan untuknya.
Pada saat Kisdanu mendapat libur dua minggu, Kisdanu datang menemui Hapsari. Tidak ada kejutan apapun dari Hapsari. Di hari lainnya di suatu pagi menjelang siang Hapsari datang kepada Kisdanu kali ini dengan memberikan kejutan berupa kado istimewa yaitu cintanya. Bukan hanya setetes tapi seluruh lautan cinta Hapsari diberikan hanya untuk Kisdanu. Kisdanu pun dengan sukacita menyambut cinta Hapsari. Saat Hapsari hendak kembali ke tempatnya Kisdanu mengantarnya sampai terminal bus kota. Ketika hendak berpisah, mata Hapsari berkaca-kaca. Dari balik jendela bus kota Hapsari melambaikan tangannya manis sekali dengan mata yang masih berkaca-kaca. Belum pernah sekalipun Kisdanu melihat Hapsari seperti itu. Kisdanu pun membalas lambaian Hapsari sampai bus kota itu meninggalkannya. Mata Hapsari yang berkaca-kaca, itulah kali pertama Kisdanu menikmati keindahan cinta Hapsari.
Keindahan cinta Hapsari selama tujuh tahun tidak pernah dirasakan Kisdanu sejak kedekatan mereka, hatta dalam hubungan mereka sebagai sepasang kekasih yang singkat apatah lagi sebagai kakak-adik. Memang mereka kerap bersama dan keduanya merasa senang dan bahagia pada saat-saat seperti itu, namun tidak ada momen mesra maupun kata-kata romantis di saat kebersamaan mereka seperti yang diakui sendiri oleh Hapsari dalam suratnya bahwa selama dia bersama dengan Kisdanu, dia selalu cuek dan tidak pernah memperhatikan Kisdanu. Dalam kebersamaannya mereka lebih banyak berkutat dalam masalah studi. Kisdanu ingin selalu membantu Hapsari dalam studinya dan itu memang sudah dilakukan sejak awal-awal kedekatan mereka.
Pun di dalam surat-surat mereka. Kata-kata sayang dalam surat-surat Kisdanu kepada Hapsari lebih merupakan ungkapan sayang seorang kakak kepada adiknya. Kisdanu memang sangat menyayangi Hapsari dan bagi Kisdanu, Hapsari adalah sosok yang selalu memberi motivasi dan inspirasi. Dan kata-kata kangen dan rindu yang selalu ditulis Hapsari dalam suratnya adalah ungkapan perasaan seorang adik yang ingin selalu dekat dan disayang kakaknya.
Dan kini Hapsari akhirnya mencintai Kisdanu dengan sepenuh hati. Kisdanu berbahagia karena kini bisa menikmati keindahan cinta Hapsari. Pada keberangkatan ke luar negeri berikutnya Hapsari melepas kepergian Kisdanu dengan memberikan surat perpisahan yang sangat mesra dan menyapa Kisdanu sebagai seorang kekasih. Surat yang isinya sangat berbeda dengan puluhan surat yang selama ini dikirimkan buat Kisdanu. Beginilah surat perpisahan Hapsari di bandara,
Jumpa Kekasihku
Mas Kais
Di Pesawat terbang
Salam manis selalu…..
Selama Mas Kais berada di tanah air…
De Hapsi tidak bisa berbuat banyak untuk Mas Kais
Hingga akhirnya Mas Kais akan meninggalkan De Hapsi lagi.
Berat rasanya De Hapsi melepas kepergian Mas Kais…
Tapi apa boleh buat De Hapsi harus…merelakan kepergian Mas Kais
Perhatian Mas Kais selama ini sangatlah berarti
Sanggupkah De Hapsi melepas kepergian Mas Kais….
Malam ini De Hapsi merasa sedih….
Sedih karena De Hapsi akan berpisah dengan Mas Kais
Berpisah bukan hanya 1 atau 2 hari
Tapi….untuk 6 bulan lamanya…..
Mas Kais-ku sayang…..
De Hapsi berharap Mas Kais di sana tetap setia…..
Sampai Mas Kais kembali….
De Hapsi pun demikian.
Segera kirim kabar jika sudah sampai
Di sini De Hapsi selalu menunggu kabar dari Mas Kais
Surat Mas Kais merupakan pengobat rindu De Hapsi….
Selamat jalan Mas Kais
Doaku selalu menyertaimu.
Salam Manis
De Hapsi
Kisdanu dan Hapsari adalah dua sejoli yang sedang menapaki jalan bersama dan seiring dengan perjalanan waktu akhirnya mereka tahu apa yang diinginkan masing-masingnya. Hapsari telah tahu bahwa Kisdanu menginginkan dia menjadi pendamping hidupnya yang setia hingga akhir hayatnya. Sedangkan Kisdanu telah tahu bahwa Hapsari menginginkan dia menyayanginya selamanya sampai akhir hayatnya.
Setelah Kisdanu kembali ke tanah airnya dan Hapsari sudah menyelesaikan studinya, delapan tahun delapan bulan sejak awal kedekatannya, mereka pun akhirnya menikah di desa kelahirannya. Setelah menikah dengan Kisdanu, Hapsari berterus terang bahwa yang membuat dirinya mencintai Kisdanu sebenarnya adalah kasih sayang Kisdanu yang tidak pernah berubah yang selalu dicurahkan untuknya. Sedangkan kata-kata dalam surat Kisdanu sewaktu masih di luar negeri itu hanyalah sebagai penggugah kesadarannya. Kisdanu pun berterus terang bahwa yang membuat dirinya tidak bisa melepaskan Hapsari adalah sikap manja Hapsari kepadanya.
De Hapsi kekasihku, sungguh baktimu, kasih sayangmu, cintamu setulus hatimu. Mas Kais sangat bahagia memiliki kekasih sepertimu sayang. Engkau adalah keindahan yang paling indah.
Tujuh bulan sebelumnya saat mereka sedang berpisah, Hapsari pun pernah mengirim pesan SMS kepada Kisdanu suami tercintanya yang isinya seperti ini
Sayangku pelita hidupku, pancaran sinarmu membuat hati dan jiwa ini terbuai akan keindahan hidup dengan pujaan hati yang sangat-sangat kucintai, sayang dan cintaku hanya untukmu.
KISDANU DAN HAPSARI HIDUP BERSAMA PENUH DENGAN KEINDAHAN, KETENTRAMAN, CINTA DAN KASIH SAYANG SERTA SALING MENUTUPI KEKURANGAN. MEREKA SANGAT BERBAHAGIA
Depok, 30 Juli 2023
***Cerpen ini fiksi atau nyata bukanlah bahan untuk diperdebatkan. Bagi seorang penulis, sebuah cerita fiksi bisa dibuat seolah-olah nyata dengan membubuhkan waktu atau tempat kejadian yang nyata atau sebaliknya sebuah kejadian nyata dapat dibiaskan ke sana ke mari sehingga menyerupai fiksi. Yang terpenting hayati saja jalan ceritanya sebagai sesuatu yang semoga dapat menghibur.
Puisi dalam cerpen
https://sakudin-puisi.blogspot.com/2009/10/wahai-buluh-perindu.html
1. Alat bunyi-bunyian yang menghasilkan bunyi jika ditiup, terbuat dari bambu tipis
2.Buluh / Bambu yang dapat menimbulkan bunyi sedih dan sayu jika tertiup angin






