Cerpen - Dari Balkon Kansai Kenshu Center
2 Oktober 1999. Aku masih seorang trainee, menempati kamar di lantai enam Kansai Kenshu Center di kota Osaka—gedung megah yang sekaligus menjadi tempat belajar bahasa dan budaya Jepang. Setiap trainee mendapat kamar sendiri, lengkap dengan balkon kecil yang menghadap keluar. Dari situlah, sebagian hari-hariku menemukan warna.
Di depan KKC, kira-kira delapan puluh meter jauhnya, berdiri sebuah gedung SMP bertingkat. Dari balkonnya, kegiatan belajar-mengajar terlihat jelas. Tentu aku hanya bisa menyaksikannya pada hari libur kerjaku—setiap Sabtu—saat waktu terasa lebih longgar.
Sering kali aku dan seorang teman berdiri di balkon, memandang ke arah sekolah itu. Ada semacam rasa asing sekaligus dekat. Asing, karena aku hanya seorang tamu di negeri orang; dekat, karena suara tawa anak-anak SMP itu seakan menyeberangi jarak, menyapa masa remaja yang sudah jauh tertinggal.
Suatu Sabtu, iseng kami membawa kamera. Aku hanya punya kamera saku dengan kemampuan zoom seadanya. Sedangkan temanku lebih beruntung: ia membawa kamera SLR dengan lensa Tamron panjang, bisa meraih wajah-wajah jauh di seberang. Kami mengarahkan lensa ke lorong balkon sekolah, tempat para siswi sedang bercengkerama saat jam istirahat.
Awalnya, aku ragu—takut dianggap mengganggu. Namun, betapa terkejutnya aku ketika tiga siswi di sana justru menyadari arah kamera kami. Alih-alih marah, mereka malah tertawa, melambaikan tangan, bahkan sempat berpose seolah sedang difoto oleh seorang fotografer jalanan.
Aku terkesiap. Ada sesuatu yang sederhana namun hangat dalam momen itu. Mereka—anak-anak yang masih belia—mampu menjembatani jarak yang seakan tak mungkin terhubung: jarak usia, jarak bahasa, jarak budaya. Hanya lewat tatapan dan jepretan kamera.
Hari itu, balkon kamar di lantai enam bukan sekadar tempat menunggu waktu lewat. Ia menjadi panggung kecil di mana dua dunia bertemu tanpa sengaja. Sebuah kenangan ringan, tapi tetap tinggal dalam ingatan, bertahun-tahun setelah masa trainee itu berakhir.
Depok, 27 September 2025
