Resensi Buku - Kumpulan Cerpen Karya Anafis ’93
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, kumpulan cerpen ini akhirnya dapat hadir di hadapan pembaca. Buku sederhana ini lahir dari serpihan kenangan, pengalaman batin, dan perenungan hidup yang kemudian menjelma menjadi cerita—sebagian diambil dari realitas, sebagian lagi dari imajinasi yang tak pernah bisa dilepaskan dari denyut kehidupan itu sendiri.
Cerpen-cerpen dalam buku ini mencoba merangkai benang merah tentang cinta, pertemuan, perpisahan, pengorbanan, hingga perjalanan spiritual. Ada cinta yang hadir di usia remaja, namun hanya bisa disimpan sebagai doa. Ada kasih yang tumbuh dalam diam, namun tak pernah sempat terucap. Ada pula persahabatan yang berubah menjadi kenangan, juga luka yang akhirnya mengajarkan arti ikhlas. Di balik semua itu, terselip pesan bahwa setiap pertemuan, kehilangan, maupun kerinduan adalah bagian dari perjalanan jiwa menuju kedewasaan.
Melalui cerita-cerita ini, penulis berharap pembaca dapat menemukan secuil cermin bagi dirinya sendiri: mungkin pada ingatan masa muda yang tak kembali, mungkin pada cinta yang tak pernah dimiliki, atau mungkin pada pergulatan batin yang membawa kita lebih dekat pada makna sejati kehidupan.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan doa, semangat, dan inspirasi hingga terwujudnya buku ini. Semoga karya sederhana ini dapat menjadi teman sunyi bagi siapa saja yang membacanya, serta menyisakan jejak kecil di hati pembaca, sebagaimana kenangan yang tak pernah benar-benar hilang.
Selamat membaca, dan semoga setiap cerita yang hadir di dalamnya dapat menjadi pelita kecil di perjalanan hidup kita masing-masing.
Penulis
Sambutan Istri Penulis
Dengan penuh syukur aku menyambut terbitnya kumpulan cerpen ini. Bagiku, buku ini bukan hanya sekadar rangkaian cerita, melainkan juga bagian dari perjalanan hidup dan batin yang kujalani bersama penulis.
Di beberapa cerita, aku mungkin hadir dengan nama lain—kadang sebagai Sari, kadang sebagai adik, kadang sebagai sahabat, atau sebagai kekasih. Semua itu adalah cara penulis mengabadikan pengalaman dan rasa yang pernah hadir dalam hidupnya, yang pada akhirnya juga menjadi bagian dari perjalanan kami bersama.
Aku percaya setiap cerita dalam buku ini menyimpan pesan yang bisa dirasakan oleh siapa saja. Tentang cinta yang tak selalu harus dimiliki, tentang persahabatan yang tulus, tentang pengorbanan, dan tentang keikhlasan. Semoga pembaca dapat menemukan makna dan cermin kehidupan di dalamnya, sebagaimana aku juga menemukannya.
Akhir kata, aku mengucapkan terima kasih kepada semua pembaca yang sudah meluangkan waktu untuk meresapi kisah-kisah ini. Semoga buku ini bermanfaat.
Istri Penulis
Buku kumpulan cerpen ini menghadirkan delapan kisah yang merentang dari cinta masa remaja, persahabatan, pengorbanan, hingga perenungan spiritual. Masing-masing cerita bukan sekadar fiksi, tetapi berangkat dari pengalaman batin yang diolah menjadi narasi penuh makna.
Dalam Sajak Sunyi di Bawah Langit Februari, kita diajak kembali pada kenangan remaja yang sederhana namun membekas seumur hidup. Sementara Cinta yang Terselip di antara Rumus-rumus Fisika menuturkan kisah kakak yang menjaga adiknya dengan sepenuh hati, bahkan harus mengorbankan cintanya sendiri.
Cerpen Di Bawah Tokyo Tower: Malam Berbisik dan Benteng Osaka, Ombak Kobe memberi warna lain: kisah cinta lintas budaya dengan latar Jepang yang hangat sekaligus melankolis. Sedangkan Sahabat Terbaik: Yang Tak Pernah Kami Ucapkan dan Melepasmu Dua Kali mengajarkan bahwa cinta sejati tak selalu harus dimiliki, kadang cukup dijaga dalam doa dan kenangan.
Di sisi lain, Dua Pusara Satu Cinta menghadirkan tragedi yang sarat kritik budaya, tentang cinta yang kandas hanya karena ramalan weton. Dan sebagai penutup, Aku Berkawan Diriku memberi refleksi spiritual yang dalam—tentang rekonsiliasi dengan diri sendiri dan perjalanan menuju ketenangan jiwa.
Keunggulan buku ini terletak pada bahasa yang mengalir, gaya penceritaan yang puitis namun tetap sederhana, serta tema-tema universal yang dekat dengan kehidupan pembaca. Penulis berhasil menghadirkan suasana emosional yang kuat: kadang hangat, kadang getir, namun selalu menyisakan makna.
Buku ini sangat layak dibaca bagi siapa saja yang ingin merenungkan arti cinta, kehilangan, pengorbanan, dan perjalanan batin manusia. Ia bukan hanya kumpulan cerita, tetapi juga kumpulan cermin kehidupan yang mengajak kita kembali menatap diri sendiri.
Daftar Isi
Sajak Sunyi di Bawah langit Februari
Pada reli Pramuka hujan Februari 1991, seorang remaja menemukan kehangatan tak bernama cinta dengan seorang siswi, yang kelak ia pahami sebagai pelajaran jiwa bahwa tidak semua pertemuan harus dimiliki, cukup dikenang sebagai doa sunyi di dalam hati. (Halaman 1)
Cinta yang Terselip di antara Rumus-rumus Fisika
Kisah ini mengurai perjalanan seorang kakak yang berpegang pada wasiat ibunya untuk menjaga adiknya, hingga di tengah perjuangan hidup dan pertemuan dengan cinta yang tak bisa dimiliki, ia belajar bahwa pengorbanan, tanggung jawab, dan kasih tanpa pamrih justru meninggalkan jejak paling dalam. (Halaman 13)
Di Bawah Tokyo Tower : Malam Berbisik
Kisah ini menuturkan pertemuan tak terduga antara Hiro dan Michiyo yang tumbuh menjadi persahabatan hangat, lalu cinta yang akhirnya diakui namun harus dilepaskan, meninggalkan jejak indah tentang pertemuan, perpisahan, dan keikhlasan melepaskan. (Halaman 43)
Sahabat Terbaik : Yang Tak Pernah Kami Ucapkan
Sahabat Terbaik mengisahkan dua sahabat kecil yang dipertemukan kembali oleh surat yang salah paham, lalu tumbuh menjadi cinta yang tak pernah terucap, dan akhirnya hanya bisa disimpan sebagai doa, kenangan, serta pengakuan tulus dalam diam. (Halaman 69)
Melepasmu Dua Kali
Melepasmu Dua Kali adalah kisah tentang dua sahabat SMA yang pernah berbagi kenangan indah bersama, lalu dipertemukan kembali setelah sepuluh tahun dalam reuni, namun akhirnya harus berani mencintai tanpa memiliki dan ikhlas melepas demi kebaikan. (Halaman 87)
Benteng Osaka, Ombak Kobe
Kisah ini mengurai pertemuan seorang trainee Indonesia dan Haruka di Osaka, yang masih dibayangi hubungan pahitnya dengan Tio—seorang trainee lain dari Indonesia yang pernah ia cintai hingga lewat surat-surat dan kenangan masa lalu mereka akhirnya menyadari bahwa cinta kadang harus melewati luka dan perpisahan sebelum berlabuh pada pintu maaf. (Halaman 105)
Dua Pusara Satu Cinta
Kisah tragis tentang Dirman dan Surti, dua sejoli yang cintanya kandas oleh kepercayaan weton hingga berakhir di dua pusara berdampingan, menjadi pelajaran bahwa hidup dan mati hanyalah di tangan Allah, bukan ramalan. (Halaman 143)
Aku Berkawan Diriku
Cerpen ini menyiratkan perjalanan tobat dan kesadaran spiritual yang dalam, serta pencarian akan rekonsiliasi dengan diri sendiri — sebagai langkah awal untuk menata hidup yang lebih baik. (Halaman 175)
dapatkan bukunya di Tokopedia

