Postingan

Menampilkan postingan dari 2025

Cerpen Romansa Sains - Gravitasi Cinta

Gambar
  Aku tidak pernah mengira bahwa suatu hari aku akan mengajarkan hukum gravitasi Newton sambil belajar tentang cinta. Sebagai dosen Fisika di sebuah politeknik di Lenteng Agung Jakarta Selatan, hidupku dulu berjalan lurus seperti garis waktu: kuliah, penelitian, mengajar, pulang. Tidak ada anomali, tidak ada tarikan aneh dari luar orbit. Hingga semester itu datang—dan di antara wajah-wajah baru di kelas Fisika Dasar, muncul satu nama yang mengubah keseimbanganku:  Andini Rahma , gadis berjilbab rapi dengan wajah teduh. Hari pertama perkuliahan, ia duduk di barisan depan, membuka buku catatan dengan rapi, dan menatap papan tulis dengan kesungguhan yang jarang kulihat. Di belakangnya, mahasiswa lain masih sibuk membuka  smartphone , tapi Andini menatapku penuh perhatian setiap kali aku menulis simbol di papan tulis. Saat itu aku sedang menjelaskan hukum gravitasi Newton. F = G (m₁m₂) / r² Biasanya aku menjelaskan dengan suara datar, tapi entah kenapa hari itu terasa berbeda...

Mengapa Aku Menulis: Sebuah Refleksi Pribadi

Kecintaanku pada dunia sastra tidak lahir secara tiba-tiba. Ia tumbuh pelan-pelan, seperti benih kecil yang berakar dari kebiasaan sederhana: membaca dan menulis. Benih itu pertama kali kutemukan saat duduk di bangku SMP, ketika guru Bahasa Indonesia memberikan tugas membuat sinopsis karya sastra. Kami harus membaca novel, roman, atau buku cerita lain, lalu menuliskannya kembali dalam empat lembar folio bergaris, dengan tulisan tangan. Setiap dua minggu kami harus menyerahkan satu sinopsis baru. Tugas itu, bagi sebagian teman, mungkin terasa berat dan membosankan. Namun bagiku, ia menjadi sumber kegembiraan yang tak terduga. Membaca dan menulis sinopsis seolah membuka pintu menuju dunia lain — dunia yang penuh imajinasi, emosi, dan makna kehidupan. Salah satu buku yang paling berkesan adalah Siti Nurbaya karya Marah Rusli. Kisah cinta yang terhalang adat itu menyentuh perasaanku yang kala itu masih belia. Saat menulis ringkasannya, aku merasa seolah ikut hidup di dalam cerita; memaha...

Cerpen - Hanya Tersisa Doa

Gambar
  Prolog Jakarta selalu ramai. Jalanan penuh deru mesin, orang-orang bergegas, gedung-gedung berdiri dingin tanpa menoleh pada hati siapa pun yang sedang rapuh. Di tengah riuh itu, aku hanya seorang perempuan biasa—Adipta, 25 tahun, karyawan bagian akunting yang hidup dengan angka-angka. Setiap pagi aku pergi dengan wajah lelah, pulang dengan tubuh yang letih. Hari-hari terasa datar, seperti jalan lurus tanpa belokan. Aku tidak pernah mengira, sebuah pertemuan sederhana di ruang kantor akan mengubah isi dadaku. Bukan kisah manis seperti di drama, bukan pula kisah heroik yang berakhir bahagia. Ini adalah kisah tentang aku yang jatuh cinta, tapi tak pernah benar-benar bisa menggenggamnya. Pertemuan Hari itu, suasana kantor seperti biasa: rapat mingguan, laporan yang harus dikirim, dan aroma kopi dari pantry. Manager kami berdiri di depan, memperkenalkan seorang karyawan baru. “Teman-teman, ini Setyo. Dia akan bergabung di bagian Quality Assurance.” Aku mengangkat wajah sekilas. Lelak...

Puisi - Rel yang Menuju Senja

  Ada rel panjang menuju senja, dibangun dari mimpi dan janji. Besi-besinya pernah berkilau di pagi hari, kini tampak letih, menunggu karat singgah. Di atasnya, kereta melaju cepat, dengan penumpang yang tak sebanyak harapan. Di setiap stasiun, terdengar bisik:  “Siapa dulu yang menggambar peta ini?” Angin membawa kabar dari masa lalu  tentang meja rapat dan pena emas, tentang suara yang menasihati namun tenggelam oleh tepuk tangan pesta. Rel itu masih membentang, seperti garis luka di tubuh ibu pertiwi. Kereta terus melintas, mengangkut beban ringan yang tak seimbang. Kini setiap derit roda seakan menghitung angka-angka merah yang menetes pelan di buku besar negeri. Setiap kursi kosong bernyanyi perih, setiap tiket terjual, hanyalah tutup kecil dari lubang besar menganga. Kereta ini tak hanya membawa penumpang, ia juga membawa warisan  hutang yang menua di bawah bantal anak-cucu. Uapnya bukan lagi aroma kemajuan, melainkan napas berat yang menunda langkah negeri. Na...

Refleksi dan Puisi atas Kasus Ibu Kepala Sekolah yang Menampar Siswa

Penulis : Anafis '93 Di tengah arus deras perubahan sosial dan tuntutan profesionalisme pendidikan, muncul satu peristiwa yang menggugah perenungan banyak pihak: seorang ibu kepala sekolah menampar anak didiknya karena kedapatan merokok di lingkungan sekolah. Tindakan yang dilakukan secara spontan itu akhirnya berujung panjang. Ibu dari siswa tersebut tidak terima dan menuntut keadilan. Murid-murid lain pun melakukan aksi mogok belajar, menolak kembali ke kelas sebelum kepala sekolah dilengserkan. Bahkan, Gubernur turun tangan dan menonaktifkan kepala sekolah itu dari jabatannya. Kini, kasus tersebut dikabarkan akan diproses secara hukum. Kasus ini tidak sekadar soal tamparan. Ia adalah cermin dari kompleksitas moral, hukum, dan kemanusiaan dalam dunia pendidikan kita. Di satu sisi, kepala sekolah adalah figur otoritas yang bertanggung jawab membentuk karakter peserta didik; di sisi lain, ia juga manusia yang bisa salah langkah ketika berhadapan dengan emosi dan tekanan tanggung ja...

✨ Tentang Penulis ✨

Setiap cerita lahir dari harapan, doa, dan cinta yang tersembunyi.
Siapakah sosok di balik kisah-kisah ini? Temukan jawabannya...

CERPEN KARYA ANAFIS '93

Buku kumpulan cerpen ini menghadirkan delapan kisah yang merentang dari cinta masa remaja, persahabatan, pengorbanan, hingga perenungan spiritual. Masing-masing cerita bukan sekadar fiksi, tetapi berangkat dari pengalaman batin yang diolah menjadi narasi penuh makna

Seorang dosen Fisika menemukan makna cinta melalui mahasiswinya, saat hukum gravitasi berubah menjadi metafora tentang rasa yang saling menarik namun tak bisa dimiliki. Cinta di antara mereka tidak pernah terucap, hanya hadir dalam bentuk pengertian, penghormatan, dan kenangan yang tak lekang oleh waktu.

Dalam perjalanannya sebagai gadis sederhana yang jatuh cinta pada rekan kerja barunya, Adipta harus belajar menerima kenyataan pahit bahwa debar yang ia simpan tak pernah berbalas, hingga akhirnya ia menemukan bahwa cinta sejati bukan selalu tentang memiliki, melainkan tentang kerelaan untuk mencintai dalam diam dan merelakannya lewat doa.

Cerita ini mengisahkan cinta tragis antara Baridin, pemuda miskin Jagapura Lor Kabupaten Cirebon, dan Suratminah, putri juragan kaya, yang berakhir nestapa oleh jurang derajat, hinaan, dan takdir.

Cerpen Remaja ini mengisahkan tentang cinta pertama yang lahir di bawah nyala api unggun, terjaga dalam diam, dan abadi dalam kenangan.

Cerpen ini menyiratkan perjalanan tobat dan kesadaran spiritual yang dalam, serta pencarian akan rekonsiliasi dengan diri sendiri — sebagai langkah awal untuk menata hidup yang lebih baik.

Kisah tragis tentang Dirman dan Surti, dua sejoli yang cintanya kandas oleh kepercayaan weton hingga berakhir di dua pusara berdampingan, menjadi pelajaran bahwa hidup dan mati hanyalah di tangan Allah, bukan ramalan.

Di balik senyum dan jilbabnya yang teduh, Anggraeni menyembunyikan cinta sunyi pada dosennya—cinta yang tak pernah berani ia ucapkan, hanya bisa ia rawat dalam doa dan diam, tumbuh sebagai rahasia manis sekaligus luka halus yang terus ia tanggung sendirian

Kasih dalam Sebutan Adik adalah kisah epistolari tentang hubungan yang bermula dari panggilan kakak-adik antara Ati dan Azis, namun perlahan berkembang menjadi cinta yang indah sekaligus rumit, terjalin lewat surat, kerinduan, dan pertanyaan tentang batas kasih sayang.

Kisah ini mengurai pertemuan seorang trainee Indonesia dan Haruka di Osaka, yang masih dibayangi hubungan pahitnya dengan Tio—seorang trainee lain dari Indonesia yang pernah ia cintai—hingga lewat surat-surat dan kenangan masa lalu mereka akhirnya menyadari bahwa cinta kadang harus melewati luka dan perpisahan sebelum berlabuh pada pintu maaf.

Melepasmu Dua Kali adalah kisah tentang dua sahabat SMA yang pernah berbagi kenangan indah bersama, lalu dipertemukan kembali setelah sepuluh tahun dalam reuni, namun akhirnya harus berani mencintai tanpa memiliki dan ikhlas melepas demi kebaikan.

Sahabat Terbaik mengisahkan dua sahabat kecil yang dipertemukan kembali oleh surat yang salah paham, lalu tumbuh menjadi cinta yang tak pernah terucap, dan akhirnya hanya bisa disimpan sebagai doa, kenangan, serta pengakuan tulus dalam diam.

Kisah ini menuturkan pertemuan tak terduga antara Hiro dan Michiyo yang tumbuh menjadi persahabatan hangat, lalu cinta yang akhirnya diakui namun harus dilepaskan, meninggalkan jejak indah tentang pertemuan, perpisahan, dan keikhlasan melepaskan.

Kisah ini mengurai perjalanan seorang kakak yang berpegang pada wasiat ibunya untuk menjaga adiknya, hingga di tengah perjuangan hidup dan pertemuan dengan cinta yang tak bisa dimiliki, ia belajar bahwa pengorbanan, tanggung jawab, dan kasih tanpa pamrih justru meninggalkan jejak paling dalam.

Pada reli Pramuka hujan Februari 1991, seorang remaja menemukan kehangatan tak bernama cinta dengan seorang siswi, yang kelak ia pahami sebagai pelajaran jiwa bahwa tidak semua pertemuan harus dimiliki, cukup dikenang sebagai doa sunyi di dalam hati.

Kisah ini adalah perjalanan dari genggaman uang lima ribu rupiah yang penuh keyakinan hingga menjadi undangan suci ke Baitullah, bukti bahwa doa, niat tulus, dan cinta dalam rumah tangga mampu membuka pintu langit. Ini adalah catatan perjalanan Ibadah Haji tahun 2024

Kisah ini menceritakan pertemuan sederhana seorang siswa SMA dengan adik temannya bernama Hapsi, yang berawal dari sapaan kecil di pagi banjir dan tumbuh menjadi ikatan manis kakak-adik penuh rahasia serta kehangatan yang tak pernah mereka sebut cinta.

Kisah ini menggambarkan hubungan samar antara seorang lelaki misterius dan Non, gadis kecil yang tumbuh dengan puisi-puisinya, di mana setiap kehadiran dan sepucuk amplop berisi kata-kata menjadi tanda kasih sayang tersembunyi yang menuntunnya menuju kedewasaan.

Kakak Berjilbab mengisahkan seorang mahasiswa baru Fisika UI pada tahun 1993 mengalami dua perjumpaan singkat namun membekas dengan kakak senior berjilbab, meninggalkan kenangan manis yang tak pernah terlupa meski namanya tak pernah benar-benar diingat.

Seorang kenshusei Indonesia di Yokohama tahun 1999 menemukan hiburan sekaligus “takdir aneh” lewat kaset-kaset Tan Sri P. Ramlee yang selalu muncul di momen tak terduga, hingga membuat sahabat sebelah kamarnya yakin dunia ini diam-diam diatur oleh Ramlee.

Sebuah kisah tentang suami-istri yang, di tengah lautan jamaah haji di Makkah, menemukan makna cinta terdalam melalui thawaf, sa’i, dan potongan rambut kecil yang menjelma menjadi janji suci pengabdian bersama menuju Allah.

Seorang trainee Indonesia di Osaka menemukan keteduhan di balik senyum resepsionis bernama Nagabayashi, yang dengan sapaan sederhana, surat-surat dari tanah air, dan satu foto perpisahan, meninggalkan kenangan manis yang tak terlupakan di tengah hari-hari keras perantauan.

Seorang dosen yang terbiasa dengan rutinitas Sabtunya di kampus dan warung Padang tiba-tiba mengalami pertemuan singkat dengan seorang mahasiswi kampus sebelah yang meninggalkan senyum hangat—dan sepiring ayam bakar tak terbayar—membuatnya bertanya apakah itu sekadar kebetulan atau isyarat kecil dari semesta.

Di tengah panas lembab musim panas Osaka 1999, seorang trainee menemukan seberkas kebahagiaan sederhana dari sapaan kasir kantin yang setiap hari menyebut “nana juu en desu”, hingga julukan “Mba Nana” pun lahir dan menjadi kenangan manis yang tak ternilai.

Keyakinan sederhana seorang istri yang menggenggam uang lima ribu rupiah di tahun 2008 menjadi awal perjalanan suci pasangan ini hingga akhirnya Allah mengundang mereka ke Baitullah.

Menjadi sekretaris RW bukan hanya soal tanda tangan dan arsip, tapi juga membuka pintu pada kisah-kisah tak kasat mata—seperti pertemuan istriku dengan sosok anak kecil yang seharusnya sudah tiada.

Sekelompok siswa SMAN 1 Tegal pada tahun 1991 membuktikan bahwa gamelan dan band bisa berpadu harmonis di panggung lomba musik Semarang, meninggalkan kenangan tak terlupakan tentang mimpi yang pernah hidup dengan gemuruh sorak penonton.

A man who secretly replaces someone else in a woman’s heart struggles between truth and silence, torn by the borrowed love that warms him even though he knows the light was never meant for him.

Perjalanan haji yang penuh haru dimulai dengan pelepasan sederhana di rumah dan kampus UIII, ketika doa, tangis, dan pelukan terakhir dari anak tercinta menjadi bekal hati menuju tanah suci.

Seorang pemuda yang terjebak hujan tanpa sengaja dipertemukan dengan keponakan yang lama hilang, lalu menguak kisah kelam keluarganya hingga membawanya pada janji untuk bertobat dan kembali ke jalan yang benar.

Seorang kakak yang sibuk kerja akhirnya memilih menulis cerpen penuh nasehat sebagai hadiah ulang tahun sederhana namun bermakna untuk sahabatnya, setelah melalui kehebohan bersama adiknya yang usil namun penuh perhatian.

Kisah Kisdanu dan Hapsari adalah perjalanan panjang dua sejoli dari desa, yang berawal dari hubungan kakak-adik penuh kasih sayang hingga akhirnya menemukan cinta sejati dan dipersatukan dalam pernikahan, setelah melewati ujian jarak, keraguan, dan kesetiaan.

Seorang trainee Indonesia di Osaka menemukan kehangatan tak terduga ketika lensa kameranya menjadi jembatan sederhana antara dirinya dan tawa siswi SMP di seberang gedung, menghadirkan sejenak pertemuan dua dunia yang berbeda.